Tari adalah gerakan dari seluruh anggota tubuh yang
selaras dengan bunyi musik, diatur oleh irama yang sesuai dengan maksud dan
tujuan dalam tari. Ide garapan dapat muncul dari hasil apresiasi karya tari
tradisi, kreasi, maupun modern, atau dasar pengalaman dalam kegiatan kehidupan
dan aktivitas lainnya. Proses garap gerak tari banyak teknik dan cara yang
dapat ditempuh pada saat melakukan proses pengembangan gerak tari. Proses garap
gerak tari kreasi meliputi 4 tahap yaitu proses eksplorasi gerak, proses
stilisasi dan seleksi gerak serta proses penggabungan gerak.
1. Proses Eksplorasi
Eksplorasi adalah proses penjajahan dan pencarian
motif-motif gerak melalui berbagai cara yang dilakukan pada saat melakukan
proses garap gerak tari. Pada langkah ekplorasi biasanya terbentuk karena
adanya rangsang awal yang ditangkap oleh pancaindera. Melalui rangsang inilah,
praktik ide dan gagasan mengembangkan gerak dapat dilakukan dan akan mewujudkan
proses kreatif gerak yang cenderung orisinal dari karya tari yang dibuat secara
sederhana. Dalam proses eksplorasi ada beberapa stimulus yang dapat digunakan
oleh penata tari dalam melakukan proses garap. Beberapa stimulus tersebut
diantaranya berupa rangsangan auditif, visual, ideasional (gagasan) dan
rangsang kinestetik. Jenis – jenis rangsangan tersebut antara lain :
11. Rangsangan
Dengar (Auditif) adalah salah satu tahapan pengembangan gagasan gerak yang
dilihat oleh suara atau bunyi suatu benda atau perbuatan sendiri. Contoh
rangsang dengar antara lain suara instrumen musik (gendang, seruling, gamelan
dan lain-lain), suara manusia (nyanyian, puisi, tangisan, dan lain-lain), suara
alam (gemuruh ombak, angin, kicauan burung dan lain-lain).
22. Rangsangan
visual dapat muncul karena panca indera, rangsangan ini dapat timbul dari objek
gambar, warna, wujud, patung, melihat orang menari atau bergerak, dan lain
sejenisnya. Seorang penata tari melalui gambaran visual tersebut dapat
mengambil gagasan/konsep yang ada di balik hasil penglihatannya dan dengan
segera mampu bereksplorasi menciptakan gerak tarian yang diinginkan.
3. Rangsangan
Kinestetik dalam tahap ini dapat dilakukan seperti pada saat mengolah gerak
berdasarkan pola hitungan.
4. Rangsangan
Gagasan (idesional) adalah rangsangan yang seringkali digunakan peñata tari
dalam membuat karyanya. Untuk menyampaikan gagasan atau cerita yang akan
disajikan biasanya gerak dirangsang dan dibentuk dengan kapasitas kemampuan
penata tari.
Proses penemuan motif gerak juga dapat dapat melalui
beberapa kegiatan eksplorasi lainya:
11. Eksplorasi
kemampuan dasar teknik gerak untuk menemukan sebuah motif gerak, kemudian
divariasi kembangkan dari berbagai segi (aksi, kualitas, ruang, dan tata
hubungan), dan dimanipulasikan dengan tujuh cara (pengulangan sebagai elemen
konstruksi) untuk menemukan gerak yang diinginkan
2. Eksplorasi
alam sebagai sumber untuk menemukan konsep tema gerak, kemudian melakukan
improvisasi, eksplorasi, evaluasi, seleksi, komposisi/pengorganisasian,
selanjutnya di variasikan dari berbagai segi.
33. Mengikuti
kata hati, mengalami, dengan menerapkan prinsip laku telu (membuka diri, sabar
menanti) ; gerak meruang (pelan, lembut, tanpa tekanan, dan berkesinambungan)
baru meruang (atensi, makna)
Proses eksplorasi sangat berguna bagi pengalaman
tari, termasuk berpikir, berimajinasi untuk merasakan dan merespon.
2. Stilasi Gerak Tari
Stilisasi adalah proses penghalusan, memberikan
kesan indah dari suatu gerak. Dalam berkarya tari tentunya memerlukan
bentuk-bentuk baru dari suatu gerak. Stilasi dilakukan pada hasil eksplorasi
gerak untuk diubah/diperhalus dengan
proses pengembangan. Proses pengembangan gerak ini dapat dilakukan dengan cara
mengubah volume gerak, level, kesan, ragam gerak, struktur dan elemen lainnya.
Setelah proses pembentukan gerak, selanjutnya
dilakukan pemilihan gerak yang sesuai dengan ide. Pada tahap ini kegiatan
memilih dan memilah gerak-gerak yang sudah diolah, diseleksi kembali untuk
disesuaikan dengan ide garapan. Pemilihan gerak setidak-tidaknya dapat
digunakan seefektif mungkin, sehingga mempunyai kualitas yang mantap dari karya
yang akan dibuat.
Tahapan akhir dari proses eksplorasi adalah tahapan
penggabungan dengan unsur-unsur pendukung lainnya, baik dengan musik iringan
tari, penggunaan properti tari, atau dengan penggunaan artistik lainnya,
termasuk penggunaan busana dan asesoris tari.
3. Improvisasi Gerak Tari
Improvisasi merupakan pengalaman secara spontanitas
mencoba-coba/mencari-cari kemungkinan ragam gerak yang telah diperoleh waktu
improvisasi. Inti dari gerak improvisasi adalah bentuk-bentuk gerak yang
dilakukan penari yang pada setiap saat dapat dilakukan berbeda tetapi masih
disesuaikan dengan maksud pengadegan dari gerak itu sendiri.
Gerak improvisasi dapat dikategorikan sebagai adegan
gerak yang disengaja dan tidak disengaja. Adegan yang tidak disengaja oleh
salah satu penari tersebut dapat dikategorikan sebagai gerak improvisasi oleh
si penari. Akan tetapi, pada pelaksanaanya juga gerak improvisasi dalam tari
dapat dilakukan secara sengaja sesuai dengan kebutuhan konsep garap.
Improvisasi dapat memberikan kesempatan yang lebih
besar bagi imajinasi dan menciptakan eksplorasi. Karena itu, di dalam
improvisasi akan timbul suatu kepuasan rasa yang benar-benar sulit untuk
diungkapkan dengan kata-kata. Improvisasi memberikan pengalaman yang dapat mendorong
ingatan-ingatan tentang pengalaman hidup. Menyampaikan kesan-kesan dapat
dijadikan sebagai acuan dalam merespon imajinasi baru dan mengembangkan ide-ide
gerak. Sehingga, lahirlah kesadaran baru dalam bergerak.
4. Komposisi Tari
Membuat penataan tari atau mengkomposisikan tari
memerlukan kreativitas yang berhubungan dengan kemampuan berpikir menyangkut
sikap dan perasaan seseorang. Kreativitas memerlukan kelancaran, keluwesan
(fleksibilitas), orisinalitas berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi
(mengembangkan, memperkaya, memperinci) suati gagasan. Dengan demikian, orang
kreatif ialah orang yang menggunakan imajinasinya untuk memecahkan persoalan.
Temuan gerakan dan cara penyusunan ke dalam tarian secara bertahap telah
dilambangkan melalui improvisasi dan eksplorasi.
Dalam komposisi tari diperlukan unsur-unsur gerak
dan komposisi kelompok. Unsur gerak mencangkup disain atas, yaitu gerak
simetris dan asimetris, gerak lengkung, garis lurus, atau horisontal. Unsur
komposisi kelompok mencangkup disain lantai, yaitu musik, pentas, tata rias,
busana, properti, dan alat.
0 Komentar