TARI KUDA LUMPING
Kuda lumping adalah seni tari yang dimainkan dengan properti berupa kuda tiruan, yang terbuat dari anyaman bambu atau bahan lainnya dengan dihiasi rambut tiruan dari tali plastik atau sejenisnya yang di gelung atau di kepang, sehingga pada masyarakat jawa sering disebut sebagai jaran kepang. Tidak satupun catatan sejarah mampu menjelaskan asal mula tarian ini, hanya riwayat verbal yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Konon, tari kuda lumping adalah tari kesurupan. Ada pula
versi yang menyebutkan, bahwa tari kuda lumping menggambarkan kisah seorang
pasukan pemuda cantik bergelar Jathil penunggang kuda putih berambut emas,
berekor emas, serta memiliki sayap emas yang membantu pertempuran kerajaan
bantarangin melawan pasukan penunggang babi hutan dari kerajaan lodaya pada
serial legenda reog abad ke 8.
1. Sejarah Tari Jaran Lumping
Untuk sejarah Asal-usul Tari Kuda Lumping, sampai sekarang
sebenarnya masih simpang siur. Ada banyak sekali versi yang bertebaran di
internet, dimana tiap-tiap versi masih belum jelas sumber asli maupun
kebenarannya.
Setidaknya, ada 5 versi yang mengusung Sejarah terbentuknya
Tari Kuda Lumping Jawa tengah ini, antara lain adalah :
Versi ke-1 : Telah ada sejak zaman primitif dulu, dimana
tarian ini digunakan dalam upacara adat maupun ritual yang bersifat magis.
Awalnya, seluruh properti yang digunakan sangat sederhana, namun terus berubah
seiring perkembangan zaman.
Versi ke-2 : Apresiasi dari bentuk dukungan penuh oleh
masyarakat jelata, atas perjuangan Pangeran Diponegoro beserta pasukan
berkudanya, dalam melawan dan mengusir para penjajah.
Versi ke-3 : Pada versi ini, menceritakan asal usul tarian
Kuda Lumping yang tercipta atas gambaran terhadap perjuangan Raden Patah
beserta Sunan Kalijaga dan para pasukan, dalam mengusir para penjajah
Nusantara.
Versi ke-4 : Tarian ini berasal atas penggambaran proses
latihan pasukan perang Kerajaan Mataram, yang dikomandoi oleh Sultan Hamengku
Buwono I, dalam menghadapi Belanda.
Versi ke-5 : Versi terakhir ini adalah versi paling komplit,
yakni cerita tentang seorang raja yang sangat sakti di tanah Jawa.
Intinya, meski seluruh argumen di atas belum teruji
kebenarannya, namun bukanlah menjadi masalah. Yang jelas, ini adalah kebudayaan
asli, sekaligus bukti kekayaan Indonesia sejak zaman dahulu.
2. Properti Tari Kuda Lumping
Setelah mengetahui pengertian, asal dan sejarahnya di atas,
sekarang kita masuk ke bagian properti / alat pendukung, yang digunakan dalam
pertunjukan tari kuda lumping.
Kita mengenal perlengkapan tari Kuda Lumping sangat identik
dengan anyaman bambu, yang dibentuk menjadi sebuah tunggangan mirip Kuda.
Penari seakan-akan sedang menaiki kuda tersebut, sambil melakukan aksi
akrobatiknya.
Fungsi Properti Tari
Namun ternyata, properti yang digunakan sangat banyak, lho,
sebut saja seperti penutup kepala, rompi, kostum, selendang, sabuk hias, kaca
mata dan masih banyak lagi. Nah, di bawah ini adalah penjelasan singkat dari
masing-masingnya :
2. 1. Bambu
Properti pertama adalah bambu. Bambu ini nantinya akan
dianyam dan dibentuk menyerupai kuda, kemudian hasil anyaman akan menjadi
tunggangan para penari dalam melakukan aksinya. Saat ini, tidak hanya bambu
saja, namun bisa juga terbuat dari plastik, dalam rangka menghemat budget.
2. 2. Baju
Yakni baju atasan para penari yang bentuknya pun sangat
beragam. Namun yang paling umum ialah kameja dan bentuk kaos, dengan warna yang
notabene cerah. Baju atasan ini kemudian akan dipalut oleh rompi dan Apok.
2. 3. Celana Panjang
Berikutnya adalah celana panjang. Posisinya pun agak
menggantung, yakni di atas mata kaki, otu bertujuan untuk memudahkan penari
dalam bergerak, agar terkesan lincah. Di bagian atas setara pinggul, akan
dilampisi dengan selendang yang umumnya bercorak batik.
2. 4. Kaos Kaki
Berikutnya ada Kaos Kaki. Meskipun tidak diwajibkan untuk
dipakai, namun banyak kelompok penari yang tetap memakainya dengan 2 alasan.
Yang pertama, dijadikan sebagai penghias tambahan, yang kedua yaitu untuk
menghindari bahaya di luar kendali.
2. 5. Gelang
Fungsi Gelang disini dijadikan sebagai penghias. Biasanya,
motif gelang yang dipakai bermacam-macam, namun umumnya berwarna kuning
keemasan. Gelang akan dipakai oleh penari pria maupun wanita saat pementasan
berlangsung.
2. 6. Sesumping
Sesumping adalah hiasan yang terdapat pada telinga penari.
Sama halnya dengan kaos kaki, yang tidak semua harus memakai. Warna keemasan
akan memancarkan kilauan cahaya. Bentuknya mirip seperti yang dipakai dalam
pertunjukan wayang orang.
2. 7. Apok
Properti Tari Kuda Lumping berikutnya bernama Apok, yakni
lapisan penutup terakhir setelah baji dalam dan rompi, bentuknya unik dan
khusus. Apok dilambangkan sebagai simbol kegagahan dan keperkasaan penari pria,
terletak di bagian dada hingga menjulur ke belakang.
2. 8. Rompi
Rompi pada kuda lumping adalah lapisan antara kaos bagian
dalam dan Apok. Umumnya, Rompi hanya diwajibkan kepada penari wanita saja.
Selain itu, motif yang dipakai pada tiap-tiap Paguyuban juga beranekaragam,
menyesuaikan keinginan dan ciri khas daerah masing-masing.
2. 9. Penutup Kepala
Penutup kepala lebih identik terhadap penari wanita, karena
dijadikan simbol sebagai pelindung kepala, ketika pasukan wanita pergi berjuang
ke medan perang. Namun bukan berarti, penari pria tidak boleh memakainya.
2. 10. Sabuk Hias
Fungsi utama sabuk hias adalah sebagai pengikat untuk
menguatkan keseluruhan kostum yang dipakai, sama halnya dengan ikat pinggang.
Warna yang digunakan juga terkomunikasi dengan tata busana yang dikenakan,
namun lebih dominan berwarna hitam.
2. 11. Selendang
Perlengkapan Tari Kuda Lumping berikutnya ialah selendang,
fungsi utamanya sama dengan sabuk hias yakni sebagai pengikat, sekaligus hiasan
tambahan. Untuk kriterianya, tiap-tiap Paguyuban bisa saja berbeda, baik dari
segi corak, warna hingga motif.
2. 12. Kacamata Hitam
Bukan bermaksud bergaya, namun kacamata hitam berfungai agar
gerak-gerik mata penari tidak terlihat oleh penonton, karena bola mata mereka
akan sangat liar, ketika proses pementasan berlangsung, apalagi jika
mantra-mantra sang pawang telah berjalan.
2. 13. Ikat Kepala
Ikat kepala merupakan properti tambahan yang sifatnya tidak
wajib, warna yang dipakai juga menyesuaikan dengan keseluruhan warna kostum.
Namun, setiap kelompok tari pasti berbeda, terlebih saat bermain secara
bersamaan.
2. 14. Cambuk
Cambuk disebut juga sebagai Cemeti. Hampir semua penari akan
memegang cambuk pribadi saat proses pertunjukan. Namun ada 1 atau 2 cambuk yang
panjangnya hingga 2 meter, cambuk ini sifatnya khusus dan jika dihempaskan ke
lantai / tanah, maka akan mengeluarkan suara yang keras dan nyaring.
2. 15. Parang Imitasi
Parang yang dibuat biasanya berbahan kayu, dengan kombinasi
cat yang beragam, sehingga terkesan seperti pedang sungguhan. Makna pedang
imitasi ini adalah simbol perlawanan rakyat pribumi terhadap penjajah.
Sehingga, penari akan memainkan seakan-akan mereka sedang berada di tengah
perang yang berkecamuk.
3. Makna Tari Kuda Lumping
Kesenian Kuda Lumping merupakan salah satu pertunjukan, yang
benar-benar mengusung hal mistis didalamnya. Perpaduan antara alam gaib dan
nyata akan mengundang decak kagum para penonton, karena berbagai atraksi yang
dilakukan diluar kemampuan manusia secara sadar.
Tradisi Kuda Lumping umumnya ditampilkan pada berbagai acara
khsus, maupun umum, misalnya seperti pesta pernikahan, penyambutan tokoh
terhormat, perayaan hari-hari besar, acara syukuran, dan momen-momen lainnya.
Fase yang mengandung kekuatan supernatural didalam
pertunjukannya, akan terlihat ketika para penari memamerkan aksi mengunyah
kaca, memakan bara api, berjalan di atas pecahan beling hingga melompat ke atas
bara api. Uniknya lagi, mereka menari dalam keadaan kesurupan.
Namun dibalik ciri khas dan kengeriannya tersebut, Makna
Tari Kuda Lumping yang dipentaskan ternyata juga punya tujuan tersendiri. Makna
tersebut antara lain adalah :
3. 1. Penggambaran Watak Manusia
Meski keberadaan mistis dan magis di dalam tarian kuda
lumping ini, ternyata makna yang terkandung didalamnya mengaplikasikan sikap
dan sifat manusia selama hidup di dunia, ada sifat yang baik, ada pula yang
jahat.
Hal ini bisa terlihat jelas saat permulaan pertunjukkan,
yakni ketika penari yang menarik dengan anggun, lembut dan baik-baik saja,
namun sesaat ketika roh gaib masuk, sikap dan sifatnya langsung berubah kontan
menjadi beringas, liar dan susah dikontrol.
3. 2. Percaya bahwa Alam Gaib itu Ada
Karakteristik utama Tari Kuda Lumping adalah perpaduan
antara alam nyata dan gaib. Dalam tarian ini, para penari membuktikan kepada semua
orang bahwa Alam Gaib itu bukan hanya sebatas cerita saja, namun keberadaannya
memang benar ada.
Buktinya, penari bisa kesurupan secara penuh tanpa adanya
kesadaran. Selain itu, keberanian dan kenekatan mereka untuk melakukan
atraksi-atraksi diluar kemampuan manusia biasa, tidak akan bisa dilakukan tanpa
adanya bantuan Makhluk Halus, atas izin Allah SWT.
4. Alat Musik Pengiring Tari Kuda Lumping
Umumnya, hampir seluruh tari tradisional di Indonesia
menggunakan berbagai alat musik pengiring, untuk mengiringi gerak tari, mulai
dari pembuka sampai ke penutup. Namun, ada juga beberapa yang terkadang tidak
menggunakannya.
Untuk Tarian Kuda Lumping sendiri, disebut dengan Gamelan,
diantaranya yakni Gong, Bonang (Kenong), Saron dan Kendang. Sebenarnya, masih
ada properti tambahan lain seperti Kecrek, Piano dan juga Drum, terutama pada
jenis Kreasi Baru.
Namun secara inti, adalah Gamelan dengan beberapa jenis alat
musiknya. Berikut penjelasan singkat mengenai alat-alat Gamelan tersebut untuk
kamu :
4. 1. Gong
Gong adalah alat musik yang terbuat dari besi atau perunggu,
dengan bentuk melingkar dan diamater yang beragam. Di bagian tengahnya terdapat
lingkaran yang agak menonjol ke depan (mirip belahan patok kelapa), yang
menjadi bagian untuk dipukul.
Bunyi yang dihasilkan berdengung. Jenis gong yang dibutuhkan
antara lain Gong Kempul dan Gong Suwukan. Keduanya sama-sama wajib ada dan
dibutuhkan. Untuk kualitas yang bagus, harganya bisa mencapai 2 juta rupiah.
4. 2. Bonang
Disebut juga dengan Kenong. Bentuk fisiknya tidak jauh
berbeda dengan Gong, hanya saja ukurannya jauh lebih kecil, sebesar piring
makan. Letaknya juga berbeda, jika Gong biasanya digantung vertikal, sedangkan
Bonang diletakkan horizontal / datar.
Bahan pembuatannya juga dari besi atau perunggu, dengan kayu
pemukul dari Munggur. Di berbagai tarian dan budaya Minang, disebut dengan nama
Talempong. Untuk kisaran harganya, bisa mencapai 700 ribu – 1 juta rupiah.
4. 3. Saron
Alat Musik Kuda Lumping berikutnya bernama Saron. Bahannya
masih terbuat dari besi, perunggu ataupun kuningan, namun bentuknya persegi
panjang dan pipih, serta diletakkan secara horizontal. Suara yang dihasilkan
mirip suara lonceng, tapi ini berdering.
Jenis Saron yang dipakai diantaranya Saron Slendro dan Saron
Pelog. Untuk jumlah bilah, Saron dengan Laras Pelog umumnya memiliki 7 bilah,
sedangkan untuk Saron Laras Slendro memiliki 7 bilah, namun ada juga yang 9
hingga 12 bilah.
4. 4. Kendang
Kendang atau gendang adalah salah satu alat musik wajib
dalam kesenian kuda lumping. Minimal terdapat 2 jenis kendang yang harus ada,
yakni Kendang Sabet dan Kendang Bem (Gedug).
4. 5. Perlengkapan Gamelan Lainnya
Untuk melengkapi Gamelan Kuda Lumping / Jaranan, kamu juga
bisa menambahkan beberapa peralatan lainnya, yakni sebagai berikut :
Kendang Gandrung (Banyuwangi) : Kendang berukuran pendek,
dapat dipakai untuk mengiringi lagu-lagu Kendang Kempul Banyuwangian, dan juga
untuk Tarian Jaranan Buto.
Kendang Bali : Kendang berukuran panjang, kendang ini dapat
melengkapi untuk pementasan Tari Legong Bali, Tari Pendet atau juga untuk
tari-tarian lain yang biasa dipentaskan dalam Janger.
Kecrek / Ceng-ceng : alat ini dapat meramaikan dalam tarian
Janger atau tarian Bali.
Saron Janger : Saron Janger atau mungkin lebih jelasnya
adalah Saron dengan laras Bali, jenis Saron ini biasanya dipakai untuk
mengiringi music dalam Kesenian Janger Banyuwangi.
Selain itu, juga ada peralatan musik lainnya seperti
Terompet, seruling dan bende. Properti alternatif ini menyesuaikan dengan
keadaan penampilan, dan berbagai pertimbangan lainnya.
5. Fungsi Tarian Kuda Lumping bagi Kehidupan
Sama halnya seperti berbagai tarian daerah yang lain, tarian
ini juga mengusung fungsi-fungsi penting didalamnya, yang bisa diaplikasikan ke
kehidupan sehari-hari, terutama kita sebagai makhluk sosial di tengah
masyarakat.
5. 1. Bidang Pendidikan
Seperti yang telah saya jelaskan di atas, bahwa pementasan
kuda lumping merupakan penggambaran atas watak manusia, yang baik dan jelek.
Disini, banyak nilai dan norma yang tersalurkan, dengan mengajak manusia untuk
bisa terus berbuat baik, selagi dalam keadaan akal yang sehat.
5. 2. Bidang Hiburan
Dengan adanya pertunjukan kesenian kuda lumping di berbagai
daerah, bisa dijadikan sebagai hiburan banyak orang. Kamu bisa saksikan sendiri
bagaimana keantusiasan para penonton, dalam menikmati setiap pertunjukkan
spektakuler yang disajikan dengan apik.
5. 3. Bidang Sosial
Kuda Lumping adalah jenis tarian yang dimainkam secara
komplit, mulai dari pawang, para penari hingga pemain musik pengiring. Untuk
menciptakan penampilan yang maksimal, seluruhan elemen harus bekerjasama dengan
baik. Jika salah satunya saja lalai, maka hasilnya tidak akan maksimal.
5. 4. Bidang Kepercayaan
Sejak kecil, kita diajarkan untuk selalu yakin dan percaya,
bahwa keneradaan alam gaib itu benar-benar ada. Nah, dalam pementasan Kuda
Lumping, hal ini sangat terlihat jelas, bahkan dijadikan ciri khas utama, yang
membedakannya dengan tarian-tarian yang lain.
Penutup
Demikianlah, ulasan singkat kali ini mengenai Tari Kuda
Lumping asal Jawa, beserta penjelasan tentang sejarah, properti tari, alat
musik pengiring, makna dan fungsinya. Semoga bermanfaat bagi kamu semua. Terima
kasih.
0 Komentar