A. Konsep Karya Tari
Kreasi
Karya
tari adalah sebuah produk dari masyarakat sehingga dalam tari akan tercermin budaya masyarakat
penyangganya.Tari lahir dari peniruan atau imitatif dari kehidupan sehari-hari
contohnya tari nelayan yang lahir dari masyarakat pelaut.Ada 2 sumber
penciptaan berkarya tari yaitu: peniruan terhadap perilaku manusia dan peniruan
perilaku binatang yang selanjutnya digayakan atau diperindah untuk keperluan
tari.
Selain
tari yang bersifat imitatif ada pula yang menggambarkan tokoh-tokoh cerita
wayang seperti,Gatotkaca,Hanoman,Mahabarata,dll.Tari tercipta karena berbagai
asal stimulus yang tercurahkan dalam bentuk tari dengan konsep :
1.)
peniruan terhadap perilaku alam,manusia,dan binatang;
2.)
perwujudan tokoh cerita;
3.)
mengacu lagu atau guru lagu.
B. Teknik Berkarya Tari
Kreasi
Ada
beragam gerak tari tradisional.Indondesia memiliki keunikan tari yang
berbeda-beda setiap daerahnya.Pemahaman dan pengalaman terhadap teknik gerak
tari kreasi adalah dasar untuk mengeksplorasi macam teknik gerak yang dapat
dirangkai menjadi sebuah tarian.Penguasaan teknik gerak dasar tari tertentu
sekaligus menjadi tolak ukur mengenai nilai keindahannya.
Ada
beberapa teknik gerak dalam tari yaitu:
1.
Teknik gerak badan : mendag,hoyog,dll.
2.
Teknik gerak kepala : pacak gulu
3.
Teknik gerak tangan : ukel,ngrujii,ngrayung,dst.
4.
Teknik gerak kaki : adeg-adeg,tanjak,jengkeng,dst.
C. Prosedur Merangkai
Gerak Tari Kreasi
Langkah
dan kaidah proses penciptaan tari oleh Hawkins(2003) dalam bukunya yang
berjudul Creating through the Dance yaitu :
1. Eksplorasi,yaitu
pengalaman melakukan penjajakan gerak untuk menghasilkan teknik gerak.Kita
dapat berimajinasi dan melakukan penafsiran gerak terhadap apa yang telah
dilihat dan didengar.
2. Improvisasi,yaitu
pengalaman secara spontanitas mencoba atau mencari kemungkinan teknik gerak
yang telah diperoleh pada waktu eksplorasi selanjutnya dikembangkan dari aspek
tenaga,ruang,dan waktu sehingga menghasilkan teknik gerak yang sangat banyak.
3. Evaluasi,yaitu
menilai dan menyeleksi teknik gerak yang telah dihasilkan pada tahap
improvisasi dengan cara membuat teknik gerak yang tidak sesuai dan memilih
teknik gerak yang sesuai dengan gagasannya.
4. Komposisi,yaitu
tujuan akhir mencari gerak untuk selanjutnya membentuk tari dari gerak yang
ditemukan.
Contoh Tari Kreasi
Tari
Topeng
Tari Topeng Cirebon merupakan tarian tradisional yang sudah dikenal
sejak zaman dahulu. Tarian ini diyakini masyarakat Cirebon telah ada sejak
kesultanan Cirebon. Disebut dari topeng karena para penarinya menggunakan
topeng saat beraksi. Pada pertunjukan tari topeng Cirebon ini, penarinya
disebut sebagai dalang. Hal ini disebabkan karena pada pertunjukan tari topeng
biasanya penari menggunakan beberapa topeng yang memiliki karakter yang
berbeda-beda. Pada umumnya penari tari topeng menggunakan 3 topeng yang
digunakan secara simultan. Diawali dengan topeng warna putih, kemudian biru dan
ditutup dengan topeng warna merah. Setiap perganian warna topeng yang
dikenakan, gamelan yang ditabuh pun semakin keras sebagai perlambang dari
karakter tokoh yang diperankan.
Musik pengiring tari topeng Cirebon ini adalah menggunakan
gamelan khas Cirebon. Tradisi pertunjukan Tari Topeng Cirebon ini telah
berkembang dan menyebar di daerah daerah Subang, Indramayu, Jatibarang,
Majalengka, Losari, dan Brebes. Perkembangan tari topeng tersebut menyebabkan
munculnya berbagai variasi dan gaya tari topeng yang akan dibahas tersendiri
dimasa mendatang.
Tari merak dari Jawa Barat ini diciptakan oleh seorang tokoh seni Raden Tjetjep Somantri pada tahun 1950. Namun dalam perjalanan waktu dan sejarah Tari Merak ini mengalami beberapa kali revisi diantaranya Tari Merak yang telah dibuat ulang oleh Irawati Durban pada tahun 1965.
Dinamakan tari merak karena tarian ini menggambarkan kecantikan dan keindahan burung merak. Para penari tarian tradisional ini menggunakan kostum yang juga mirip dengan bulu burung merak.
Tari
Wayang
Tari wayang mulai dikenal masyarakat pada masa kesultanan Cirebon pada abad ke-16 oleh Syekh Syarif Hidayatullah, yang kemudian disebarkan oleh seniman keliling yang datang ke daerah Sumedang, Garut, Bogor, Bandung dan Tasikmalaya. Disebut tari wayang karena para penari mengenakan kostum dan melakukan gerak tari yang menggambarkan tokoh / karakter wayang yang dikenal masyarakat di Jawa Barat.
Pada awalnya tari wayang ini dimainkan pada saat pertunjukan wayang orang, namun pada perkembangannya kemudian tari wayang menjadi satu pertunjukan seni terse
Tari Wayang dapat dimainkan secara tunggal, berpasangan maupun masal. Sedangkan karakter yang dimainkan oleh pemain terdiri dari beragam karakter pria dan wanita. Karakter tari wanita terdiri dari Putri Lungguh untuk tokoh Subadra dan Arimbi serta ladak untuk tokoh Srikandi. Sedangkan karakter tari pria terdiri dari : Satria Lungguh untuk tokoh Arjuna, Abimanyu, dan Arjuna Sastrabahu. Satria Ladak Lungguh untuk tokoh Arayana, Nakula dan Sadewa Satria Ladak Dengah/Kasar untuk tokoh Jayanegara, Jakasono, Diputi Karna dan sebagainya Monggawa Dengah/Kasar seperti Baladewa dan Bima Monggawa Lungguh seperti Antareja dan Gatotkaca Denawa Raja seperti Rahwana dan Nakula Niwatakawaca.
Tari Ketuk Tilu
Tari Ketuk tilu
merupakan tarian tradisi Jawa Barat khususnya wilayah Priyangan, Bogor dan
Purwakarta. Pertunjukan tari Ketuk Tilu terdiri dari penari wanita yang biasa
disebut ronggeng dan nayaga sebagai pengiring musik.
Pertunjukan ketuk tilu biasanya dilakukan diarea terbuka baik didalam maupun diluar ruangan, ronggeng biasanya akan menari mengitari lampu yang berkaki (sunda = obor).
Pertunjukan ketuk tilu biasanya dilakukan diarea terbuka baik didalam maupun diluar ruangan, ronggeng biasanya akan menari mengitari lampu yang berkaki (sunda = obor).
Tari Buyung
Tari buyung
adalah tarian tradisional Jawa Barat yang biasanya dilakukan pada acara puncak
pada upacara seren taun yang dilakukan masyarakat Jawa Barat. Tarian ini
merupakan kreasi dari Emalia Djatikusumah, istri dari Pangeran Djatikusumah
salah seorang sesepuh adat.
Tarian ini
menggambarkan para gadis desa yang mandi dan mengambil air bersama-sama dicurug
(air terjun) Ciereng dengan menggunakan buyung (tempat air dari logam/tanah
liat)
Ronggeng Bugis
Ronggeng Bugis atau
Tari Telik Sandi adalah salah satu tari tradisional yang bersifat komedi dari
Cirebon. Tarian ini bersifat komedi karena dimainkan oleh penari laki-laki
sebanyak 12 - 20 orang dengan dandanan dan gaya menari layaknya perempuan.
Namun jangan salah walaupun bergaya wanita, makeup yang dipergunakan oleh
penari tidak kelihatan cantik justru bisa dibilang mirip baduk yang mengundang
gelak tawa.
Asal mula tari
Ronggeng Bugis, dilatarbelakangi ketegangan yang terjadi antara kerajaan
Cirebon dengan Kerajaan Islam. Sunan Gunung Djati sebagai Raja Cirebon saat itu
menyuruh seorang kerabat kerajaan yang berasal dari Bugis untuk memata-matai
atau saat itu dikenal dengan istilah telik sandi Kerajaan Pajajaran. Waditra /
pengiring musik yang dipakai pada pertunjukan tari telik sandi / ronggeng bugis
ini adalah alat musik tradisional dari Jawa Barat antara lain Kelenang, Gong kecil, Kendang, Kecil, dan
Kecrek.
Tari Keurseus
Tari
Keurseus yaitu kelompok tari yang merupakan hasil proses perkembangan dari
gerak-gerak tari Tayuban. Tayub itu sendiri yaitu kata pekerjaan menarinya
laki-laki yang dikain dan dibendo, dibaju bagus bagus menghadapi beberapa orang
ronggeng.
Tari Keurseus merupakan
tari yang erat kaitannya dengan tari tayub, yaitu tari pergaulan di kalangan
menak (ba
0 Komentar