Sejarah Tari Ronggeng Bugis

Sejarah Cirebon
Pada waktu pemerintahan Pajajaran dipimpin oleh Prabu Raja Galuh ada seorang murid Sunan Gunung Jati yang bernama Cakrabumi. Cakrabumi bekerja sebagai penangkap ikan dan rebon. Pada suatu hari ketika Cakrabumi bersama istri dan adik yang seadang menumbuk rebon di lumpang batu dengan halu batu, Cakrabumi bertemu dengan jubir mantra dari Ki Dipati Palimanan (suruhan Prabu Raja Galuh). Jubir itu berpesan, engkau di perintah oleh Raja Galuh harus mengirim pajak tiap taun satu pikul bubukan rebon gelondongan, karena sang Prabu lebih terasih maka aku beri nama bubukan gelondongan itu adalah terasih, Raja Galuh ingin mengetahui cara membuat terasih tersebut maka Cakrabumi segera melaksanakan perintah dari sang raja tersebut. Ditangkapnya rebon-rebon yang ada di sungai. Setelah menunjukan proses pembuatan terasih Cakrabumi mengajak serta Ki Mantri untuk makan bersama dengan lauk pauk petis blendrang, Ki Mantri mengakui enaknya rasa terasi yang terbuat dari rebon dan air, sejak saat itulah ki mantri memberi nama dukuh baru menjadi dukuh Cirebon.

Sejarah Tari Ronggeng Bugis
Tari ronggeng bugis bersal dari kata ronggeng yang berarti penari wanita dan bugis memiliki arti suku dari daerah wilayah Sumatra Selatan. Tari ronggeng bugis muncul saat Sunan Gunung Jati ingin membangun Kesultanan Cirebon sebagai pusat pemerintahan kerajaan dan pembelajaran agama islam yang berdiri tahun 1479 M.
Tari ronggeng bugis diciptakan oleh Sunan Gunung Jati sekitar tahun 1482 M, saat itu Kesultanan Cirebon mengalami pemberontakan dari Kerajaan Galuh Pajajaran karena Sunan Gunung Jati di anggap melindungi Prabu Siliwangi. Prabu Siliwangi adalah seorang raja dari Kerajaan Pajajaran, namun banyaknya pemberontak yang menginginkan tahta nya membuat Prabu Siliwangi sengaja membangun kesultanan-kesultanan kecil di dalam Pajajaran untuk secara bersama-sama melawan pemberontak untuk merebut kembali Kerajaan Pajajaran.
Tari ronggeng bugis ini menceritaan penyamaran pria prajurit Kesultanan Cirebon yang menyamar menjadi penari wanita, dengan tujuan mampu mengetahi strategi dan rencana yang di buat oleh Kerajaan Galuh Pajajaran. Tari ronggeng bugis ini juga sering di sebut dengan telik sendi, telik sendi berarti strategi lain berbentuk samaran yang di luar rencana tersusun. Tari ronggeng bugis di tarikan oleh prajurit kesultanan dan pelaut bugis yang saat itu singgah di Cirebon, Sunan Gunung Jati mengizinkan mereka untuk singgah asalkan mereka mau membantu menjadi pasukan telik sendi atau ronggeng bugis di kerajaan yang menganut agama islam. Tari ronggeng galuh di pimpim oleh seorang panglima wanita, yang juga menjadi anak angkat Sunan Gunung Jati, yaitu Nyi Mas Gandasari.
Tari ronggeng bugis di tirukan dengan gerakan yang mampu mengikat hati dan menghasilkan beberapa informasi dari musuh sebagai pertahanan kesultanan di Cirebon. Oleh karena itu tari ronggeng bugis ini merupakan tari yang bersejarah yang memiliki unusur kepahlawanan dalam budang seni di Kesultanan Cirebon.

Fungsi Tari Ronggeng Bugis
a.     Sebagai Hiburan
Tari ronggeng bugis mengalami vakum selama beberapa taun dan berkembang sebagai tari kreasi tradisional yang berfungsi sebagai hiburan di Cirebon, Sunan Gunung Jati meminta agar Cirebon mengeluarkan keseniannya termasuk ronggeng bugis ini, tari yang di tampilkan sebagai gambaran perjuangan mempertahankan agama islam yang di lakukan sunan gunung jati berbagai cara termasuk dengan tari.

     Bentuk Penyajian Tari Ronggeng Bugis
Tari ronggeng bugis memiliki beberapa aspek yang di penuhi dalam membentuk suatu penyajian untuk setiap pertunjukannya, dengan harapan mampu dinikmati oleh masyarakat dan penikmat seni tari ronggeg bugis di sajikan secara berpasangan , semenjak tari ronggeng bugis berkembang di masyarakat, setiap sanggar di Cirebon mengembangkan dengan versi nya masing-masing. Tari ronggeng bugis di kemas sebgai tari tradisi Cirebon yang memiliki aspek pertunjukan meliputi gerak, iringan, tata rias, tata busana, jumlah penari, waktu, kelengkapan penari.
1. Gerak
Dalam tari ronggeng bugis terdapat 2 macam gerak tari, meliputi gerak maknawi suatu gerak yang dalam pengungkapannya mengandung dengan suatu pengertian atau maksud, dan gerak gerak murni yang tidak mengandung maksud tertentu atau arti. Ragam gerak pada tari ini di selaraskan dengan bentuk gerak masing-masing penari, namun secara keseluruhan gerakan penari menggambarkan kewaspadaan dalam memata-matai musuh.
Ragam gerak tari ronggeng bugis meliputi:
a.       Incek penimbal
b.      Bebungaahan
c.       Longok
d.      Incek iliran
e.       Lenggang
f.       Injen
g.       Uliran
h.      Bluluk nyungkur
i.        Dedengulan
j.        Napak gili
k.      Grubugan
l.        Incek blarak sengkle
m.    Sirig injen
n.      Gepak-gepak
o.      Lembeyan
p.      Silir
2. Iringan
Iringan dari tari ronggeng bugis tidak memiliki notasi tertulis yang pasti karena ragam tari dapat di tukar-tukar sesuai kesepakatan para penari.
Gamelan sunda yang biasa di gunakan untuk mengiringi tari ronggeng bugis adalah:
a.       Klenang
b.      Kempyung di balik (nem-ro pathet)
c.       Geblug
d.      Kecrek atau rebana
e.       Kendang ketimpung
f.       Gong kempul
3. Tata Rias
Para pemain ronggeng bugis pada umumnya menggunakan rias karakter. Rias karakter merupakan rias wajah untuk menekankan sifat atau karakter khusus yang ingin di sampaikan pada penonton.dalam rias wajah pada penari tari ronggeng bugis ingin menekankan karakter seorang wanita yang lucu.
Rias karakter lucu di tonjolkan melalui:
a.       Wajah yang di beri warna putih
b.      Bentuk bibir yang tidak simetris
c.       Blash on yang di buat tebal, di bentuk bulat
d.      Alis yang di buat lengkung naik
4. Tata Busana
Tari ronggeng bugis yang di tarikan beberapa orang pria yang mengenakan busana tari wanita. Busana yang di kenakan para penari tari ronggeng bugis pada umumnya berwarna terang, seperti warna merah, orange, dan kuning. Pemilihan warna tersebut menggambarkan tentang suasana gembira yang di bangun oleh para penari melalui busana yang di kenakan.
Busana dan aksesoris yang biasa di gunakan para penari ronggeng bugis di antaranya:
a.       Kebaya berwarna terang
b.      Kain yang berwarna terak yang di buat bentuk rok
c.       Rampek
d.      Sabuk
e.       Sanggul cempol
f.       Anting
5. Jumlah Penari
Tari ronggeng bugis di lakukan oleh sepasang pria yang menyamar sebagai wanita yang tidak terbatas jumlah nya, dari satu pasang penari hingga sampai tak terhingga jumlah pasangan nya. Jenistari berpasangan mengharuskan tarian ini di tarikan penari dalam jumlah genap
6. Waktu
Tari ronggeng bugis di tarikan selama 6-10 menit. Namun saat tari ronggeng bugis di tarikan dalam acara helaran, tarian ini dapat di lakukan secara berulang-ulang sepanjang jalan tanpa di batasi oleh waktu.
7. Kelengkapan Penari

Kelengkapan penari pada tari ronggeng bugis di gunakan sebagai dance prop. Dance drop pada tari ronggeng bugis ini adalah selendang. Selendang di ikatkan pada pinggul penari yang berfungsi sebagai pendukung gerakan sang penari.

Posting Komentar

0 Komentar