Kesenian Tari Sintren di Kota Cirebon


Kesenian Tari Sintren di Kota Cirebon


1.      Kesenian tari sintren cirebon

Kebudayaan merupakan suatu hasilkarya manusia yang berupa seni, adat, keyakinan dan pengetahuan. Pada umumnya kebanyakan orang mendefinisikan kebudayaan berupa sebuah kesenian dan adat istiadat yang dimiliki oleh suatu daerah tertentu, salah satu bentuk kebudayaan yang sering yang kita lihat adalah seni tari yang disajikan dengan berbagai gerakan yang indah dan biasanya memiliki pesan tertentu yang akan disampaikan pada orang yang melihatnya. Salah satu kesenian yang ada dicirebon adalah seni tari yang disebut dengan tari sintren, kesenian tari ini merupakan seni tari yang khas dari daerah cirebon. Seni tari sintren sendiri mengandung unsur magissehingga tidak boleh untuk dibuat mainan, tari sintren ini biasanya dibawakan oleh seorang wanita yang mengenakan kostum khusus dan  berkacamata hitam, sebelum melakukan tarian ini biasanya sang penari akan masuk kedalam sebuah kurungan ayam yang ditutup oleh kain.

Ø  Apa itu sintren?
Tari sintren merupakan sebuah seni tari tradisional dari cirebon yang mengandung unsur magis, nama sintren yang ada pada tarian ini ternyata merupakan gabungan dari dua kata yakni ‘si’ dan ‘tren’ yang mana dalam bahasa jawa kata si merupakan sebuah ungkapan panggilan yang memiliki arti ia atau dia, sedangkan kata tren berasal dari kata tri atau putri sehingga sintren memiliki arti siputri atau sang penari perempuan.
Kesenian tari sintren pada mulanya dipentaskan pada waktu yang sunyi pada di saat malam bulan purnama karena kesenian tari ini berhubungan dengan roh halus yang masuk ke dalam tubuh sang penari, namun kini pementasan tari sintren tidak lagi di lakukan pada nalam bulan purnama melainkan dapat juga di pentaskan pada siang hari dan bertujuan untuk menghibur wisatawan serta memeriahkan acara lainya seperti hajatan atau yang lainya.
Ø  Sejarah sintren
           Asal mula nama sintren salah satunya berasal dari kata sindir (bahasa indonesia;sindir)dan teteran(bahasa indonesia)pertanyaan yang melalui syair-syair yang perlu dipikirkan jawabanya. Maksudnya adalah menyindir dengan menggunakan sajak-sajak atau syair-syair.
Pada awalnya sebelum terbentuk struktur sintren yang ada seperti sekarang ini yang berupa tarian dengan wanita ditengahnya, dahulu awal kesenian ini dipercaya mulai dengan aktivitas berkumpulnya para pemuda yang saling bercerita dan memberikan semangat satu sama lain terutama setelah kekalahan besar pada perang cirebon yang berakhir sekitar tau 181, dalam cerita lisan masyarakat indramayu di kenal dengan seca branti yang dipercaya sebagai abdi pangeran diponogoro yang berasil lolos dari belanda setelah kekalahan perang diponogoro yang berakhir pada tahun 1830, dikatakan bahwa seca branti melarikan diri ke wilayah indramayu disana dia bergaul dengan para pemuda dan suka membacakan sajak-sajak perjuangan, pada musim panen tiba disaat para pemuda sedang banyak berkumpul, seca branti kemudian ikut bergabung dan menyanyikan sajak-sajak perjuanganya.
Aktifitas menyanyikan sajak-sajak ini kemudian diketahui oleh penjajah belanda  dan kemudian dilarang, belanda hanya mengizinkan adanya sesuatu kegiatan yang diisi dengan pesta,wanita penghibur dan minuman keras. Kegiatan-kegiatan ini juga berusaha belanda lakukan di dalam keraton-keraton cirebon sebelumnya berakhirnya perang besar cirebon,bahkan para prajurit belanda yang berada di kota cirebon senang dengan kegiatan mabuk-mabukan diiringi dengan para penari tayub hal inilah yang kemudian melatarbelakangi digunakannya penari wanita sebagai kedok ( bahasa indonesia: topeng ) dalam pertunjukanya sementara fokus utamanya tetaplah syair-syair yang diucapkan oleh dalang sintren yang didengarkan oleh para pemuda yang mengelilinginya, berlatih untuk memupuk rasa perjuangan. Oleh karenanya oleh tahap ini pada sebagian kalangan menerjemahkan sintren sebagai sinyo ( bahasa indonesia: pemuda )dan trennen ( bahasa indonesia: berlatih ) yang artinya sang pemuda sedang berlatih.
Pada tahap ini pola-pola sajak yang digunakan oleh para dalang sintren tidak berubah dari sajak-sajak tentang perjuangan, perbedaanya adalag digunakan ronggeng buyung(penari wanita) [pada pertunjukannya yang bertujuan untuk untuk mengelabui penjajah belanda.
Selain dari kisah perjuangan pemuda-pemuda cirebon lewat syair-syair penyemangat dalam pagelaran sintren, kesenian khas cirebon juga menampilkan lirik-lirik legenda romantisme antara selasih dan sulandra yang populer dikalangan masyarakat suku jawa, hal tersebut dilakukan letak cirebon yang berdekatan langsung dengan tanah budaya jawa yang mengakibatka tingginya interaksi sosial antara suku cirebon dengan suku jawa.
2.      Ciri khas dari tari sintren cirebon
a.      Persyaratan penari
Untuk menjadi seorang penari sintren maka sang penari sintren maka penari tersebut harus dalam keadaan suci dan bersih, sebelum melakukan pementasan maka sang penari harus melakukan puasa terlebih dahulu dan menjaga agar tidak buat dosa, hal ini ditunjukan agar roh tidak mengalami kesulitan masuk ke dalam tubuh si peanri itu.
b.      Sintren sebagai media dakwah:
Sintren seperti halnya kesenian cirebon yang lainya juga dipergunakaan ole para wali untuk menyebarkan dakwah islam dan mengajarkan nilai-nilai islam dalam kehidupan sehari-hari, pada pagelaran sintren diwilayah cirebon, penari sintren yang dalam keadaan yang tidak sadar dan kemudian menari, ketika dilemparkan uang dengan jumlah berapapun akan mengakibatkan penarinya akan terjatuh dan tidak bisa berdiri sendiri sebelum di dirikan oleh dalang sintren, menurut ki mamat yang merupakan dalang sintren dari tari sekar pandan, kesultanan kacirebonan, nilai-nilai dakwah islam yang dibawa oleh pagelaran sintren adalah:
-        Ranggup (kurungan ayam)
Yaitu bentuk kurungan ayam yang melengkung berusaha mengingatkan pada manusia yang menyaksikan bahwa bentuk melengkung itulah bentuk dari fase hidup manusia dimana manusia dari bawah bahwa akan menuju puncak, namun setelah berada dipuncaknya manusia kembali ke bawah, dari tahan kembali ke tanah, dilahirkan kedalam keadaan lemah akan kembali pada keadaan yang lemah pula.
-        Duit (uang)
uang yang dilempar membuat penari sintren langsung jatuh lemas bermakna dalam kehidupan manusia jangan selalu mendahulukan duniawi, terlalu serakah ke duniawi akan membuat manusia jatuh.
-        Tembikar serta kipas dan bambu sehingga dapat menimbulkan musik yang khas dan bunyi yang berbeda.

-        Unsur-unsur tarian sintren
Unsur-unsur dalam tarian ini memiliki simbol masing-masing. Penari sintren, yaitu si gadis perawan fokus sebagai pemain utamanya. Perlengkapan tarian seperti kurungan besar, sesaji, tali dan kemenyan sebagai doa pemanggil roh bidadari. Gerakan sebagai roh bidadari telah masuk kedalam tubuh sang gadis ini.


-        Iringan tari musik tradisional dan tatarias penari
disimbolkan bahwa si gadis telah dikendalikan oleh roh bidadari. Pakaian yang dikenakan biasanya menggunakan baju golek dan celana cinde.
-        Bentuk pertunjukan tarian sintren
Awalnya tangan gadis pemari ini oleh semua pawang dalam keadaan tiidak berdandan. Kemudian, mereka memasukan gadis itu kedalam kurungan sempit. Ajaibnya, setelah kurungan bergetar. Maka sigadis penari itu keluar dari kurungan sempit tersebut. Setelah itu, sigadis itu tampil dengan penampilan yang berbeda dari keadaan semulaa.


Posting Komentar

0 Komentar